Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Para Peneliti Menemukan Mumi Berusia 800 Tahun Dalam Keadaan Terikat Tali dan Tangan Menutupi Wajah

Peru -  Mumi berusia antara 800 hingga 1.200 tahun berhasil ditemukan oleh para arkeolog di sebuah situs dekat ibu kota Lima, Peru. Para peneliti di National University of San Marcos menemukan mumi yang terawetkan dengan baik itu di bawah tanah di tengah alun-alun situs arkeologi Cajamarquilla, sekitar 25 kilometer dari ibu kota Lima. Saat ditemukan, mumi ada dalam keadaan posisi diikat tali dan tangan menutupi wajah. Para arkeolog mengatakan, masyarakat Peru zaman kuno memang sering menguburkan jenazah dengan posisi yang tidak lazim seperti ini. Berdasarkan usianya, mumi kemungkinan hidup pada zaman pra-Hispanik, sebelum peradaban Inca mendirikan benteng paling terkenal di Machu Picchu pada abad ke-15. Penemuan mayat ini memberi secerca informasi baru tentang kehidupan sosial dan hubungan di zaman pra-Hispanik," - Pieter Van Dalen, salah satu arkeolog yang memimpin penelitian - Kepada CNN dia mengatakan, mumi yang ditemukan kali ini diduga kuat berjenis kelamin laki-laki dengan

Penelitian Mengatakan Jutaan Orang Bakal Mengalami Trauma atau Long Covid-19 Usai Sembuh Dari Covid-19

Jakarta -  Sebanyak 43 persen mantan pasien corona di dunia akan mengalami efek samping penyakit berkepanjangan pasca-COVID-19 atau biasa dikenal sebagai Lengthy COVID-19, menurut studi yang dibuat para peneliti College of Michigan di AS baru-baru ini. Bahkan, mantan pasien gejala berat yang sempat dirawat di rumah sakit punya kemungkinan 57 persen mengembangkan Lengthy COVID-19 usai sembuh dari infeksi corona. Prediksi studi tersebut menggarisbawahi kekhawatiran bahwa dampak pandemi dapat memberikan tekanan yang berat bagi fasilitas kesehatan di masa depan. Mengingat sudah ada 237 juta orang yang terinfeksi virus corona saat ini, dan jumlahnya terus bertambah, berarti akan ada ratusan juta pasien corona yang bakal mengalami Lengthy COVID-19. "Berdasarkan perkiraan that (Organisasi Kesehatan Dunia) dari 237 juta infeksi COVID-19 di seluruh dunia, perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 100 juta orang saat ini mengalami atau sebelumnya mengalami konsekuensi jangka panjang terkait kese

Penelitian NASA Menandai Warna Merah Pada Gravitasi di Indonesia, Berikut Penjelasannya

Jakarta -  Sudah bukan rahasia bahwa Bumi yang kita singgahi memiliki gravitasi untuk membantu seluruh makhluk dan benda di dunia tetap berpijak di tanah. Namun, tahukah kamu bahwa setiap belahan dunia memiliki tingkat tarikan gravitasi yang berbeda? Mungkin terdengar aneh, tapi itu adalah kebenarannya. Menurut NASA, gravitasi di setiap wilayah ditentukan oleh massa. Karena massa Bumi tidak terbagi secara merata, maka gravitasi cenderung berubah seiring berjalannya waktu. Program penelitian Gravity Healing and Climate Experiment (GRACE) NASA membantu para ilmuwan untuk memetakan dan melihat tingkat gravitasi di seluruh dunia. Mereka membagikan gambar 3D dari model gravitasi tersebut, pada peta geoid Bumi-peta yang menunjukkan bentuk asli Bumi berdasarkan information yang dikumpulkan yang diambil oleh elegance. Dalam peta geoid Bumi itu tampak terlihat variasi yang mengejutkan dalam medan gravitasi Bumi. Adapun anomali gravitasi yang diukur oleh GRACE ditandai dengan warna. Warna merah

Mengetahui Apa Itu Paxlovid, Pil Covid-19 Buatan Peruhasaan Pfizer yang Ampuh Mengurangi Kematian Hampir 90%

Jakarta -  Perusahaan farmasi Pfizer mengeklaim pil COVID-19 buatannya berhasil mencegah perawatan rumah sakit dan kematian bagi pasien gejala berat hingga 89 persen. Pfizer pun hendak mengajukan pil tersebut, yang diberi nama merek Paxlovid, ke Badan Obat dan Makanan AS (FDA) guna mendapat otorisasi penggunaan darurat (emergency use permission). Klaim kemanjuran Paxlovid untuk mencegah perawatan RS dan kematian disampaikan Pfizer dalam press release pada Jumat (5/11), namun belum melalui tahap peer-review dari komunitas ilmiah. Kendati demikian, Pfizer membagikan ringkasan uji coba pil COVID-19 tersebut dalam press release mereka. Data terbaru tentang Paxlovid berasal dari analisis sementara terhadap 1.219 orang dewasa yang terdaftar dalam uji coba. Relawan penelitian berasal dari orang yang tidak divaksinasi, dengan gejala COVID-19 ringan hingga sedang, dan dianggap berisiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes mellitus, atau penyak

Laba-laba yang Menyerupai Labu Halloween yang Sangat Unik Ditemukan di Belahan Dunia Bagian Utara

Jakarta -  Saat ini, sebagian besar orang di dunia berlomba-lomba memakai kostum seram, seperti vampir, kuntilanak sampai beast. Ini dilakukan sebagai bagian dari perayaan Halloween yang identik dengan nuansa horor. Selain hantu, Halloween juga khas dengan hiasan labu kuning yang diukir menyerupai wajah setan Jack o'lantern . Di alam phony, ternyata ada lho laba-laba unik yang jika kita melihatnya akan mengingatkan momen Halloween. Dia adalah Araneus marmoreus atau laba-laba labu. Arachnida yang satu ini bisa melengkapi hari Halloween kamu, sebab mereka memiliki perut oranye cerah yang membuatnya menyerupai Jack o'lantern lengkap dengan delapan kaki. A. marmoreus juga dikenal dengan nama marmer orbweaver. Berasal dari keluarga Araneidae. Sang Betina memiliki bentuk tubuh sangat mirip dengan labu karena perut mereka membengkak sehingga menambah estetika. Sementara jantan biasanya punya tubuh setengah lebih kecil dari ukuran betina. Meski terlihat menakutkan, laba-laba A. marmore