Ilmuwan Asal Amerika Serikat Mengembangkan Pembelajaran Mesin yang Dapat Mempredeksi Resiko Kematian

Jakarta - Sekelompok ilmuwan di oragnisasi kesehatan asal AS Geisinger beberapa waktu lalu berhasil menemukan sebuah algoritma komputer yang dapat memprediksi kematian. Teknologi ini dibuat berdasarkan puluhan juta video clip ekokardiogram jantung.

Kemampuan algoritme Artificial intelligence ini mengungguli prediktor klinis lainnya yang berfokus pada penelitian serupa.

"Kami sangat senang menemukan bahwa Artificial intelligence dapat memanfaatkan kumpulan information tak terstruktur seperti gambar dan video medis untuk meningkatkan berbagai version prediksi klinis," kata Chris Haggerty, Ph.D., penulis senior dan asisten profesor di Division of Translational Data Science and Informatics di Geisinger.

Menurut penelitian yang terbit di Nature Biomedical Engineering,, seperti yang dilaporkan Tekno Liputan6.com tersebut, pencitraan sangat penting untuk keputusan penanganan medis di sebagian besar spesialisasi. Bahkan, pencitraan telah menjadi salah satu komponen paling kaya data dari catatan kesehatan elektronik.

Satu USG jantung, misalnya, menghasilkan sekitar 3.000 gambar. Sementara itu, para ahli jantung memiliki waktu terbatas untuk menafsirkan ribuan gambar itu dalam konteks banyak information diagnostik lainnya.

Oleh karena itu, para peneliti menilai pencitraan dapat menciptakan peluang besar lewat pemanfaatan teknologi seperti Artificial intelligence untuk mengelola dan menganalisis data tersebut dan pada akhirnya membantu para dokter.

Analisis 50 Juta Gambar

Dalam penelitian ini, perangkat keras komputasi khusus melatih version Machine Learning yang melibatkan 812.278 video ekokardiogram yang dikumpulkan dari 34.362 pasien di Geisinger selama sepuluh tahun terakhir.

Penelitian ini membandingkan hasil model Machine Learning tersebut dengan prediksi ahli jantung berdasarkan beberapa survei. Survei selanjutnya menunjukkan bahwa ketika dibantu oleh model Artificial intelligence, akurasi prediksi ahli jantung meningkat 13 persen.

Dengan hampir 50 juta gambar, penelitian ini menganalisis dataset gambar medis terbesar yang pernah diterbitkan.

"Tujuan kami adalah mengembangkan algoritme komputer untuk meningkatkan perawatan pasien," kata Alvaro Ulloa Cerna, Ph.D., penulis dan ilmuwan information elderly di Department of Translational Data Scientific research as well as Informatics di Geisinger.

Cerna dan rekannya mengaku senang bahwa algoritme yang mereka kembangkan dapat membantu ahli jantung meningkatkan prediksi mereka tentang pasien karena keputusan tentang pengobatan dan intervensi didasarkan pada jenis prediksi klinis ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penelitian Mengatakan Bisakah Kita Merasakan Sakit Dalam Mimpi, Berikut Penjelasanya

Para Peneliti Menemukan Mumi Berusia 800 Tahun Dalam Keadaan Terikat Tali dan Tangan Menutupi Wajah

Penelitian Mengatakan Remaja yang Kecanduan TikTok Cenderung Lemah Ingatan dan Gampang Lupa